Thursday, February 14, 2013

Manusia Memiliki akal dan nafsu

Sebagai mahluk ciptaan Allah SWT, setiap manusia jiwanya diberi dua jalan, yaitu jalan takwa dan fujur (kesesatan). Kita diberi kebebasan untuk memilih yang baik atau yang buruk.
Sebagaimana difirmankan Allah SWT dalam QS 91:8 –> maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Allah mengatakan bahwa beruntunglah orang2 yang selalu membersihkan jiwanya (tazkiyatun nafs) dan merugilah yang mengotorinya.
 
Dalam hadist dikatakan: Rasulullah SAW bersabda, “Allah Ta`ala berfirman, Aku telah menciptakan hamba-hambaKu dalam keadaan hanif, lalu syaithan datang kepada mereka, kemudian menyimpangkan mereka dari agama mereka” (HR Muslim)
Bila Ruh manusia dapat menguasai hawa nafsunya, maka nafsunya akan menjadi nafsu yang tenang (muthmainnah).
 
Namun ada juga yang manusia yang dikuasai oleh hawa nafsunya serta cenderung kepadanya, sehingga kecenderugannya pada kejahatan dan kerusakan. Hawa nafsu yang seperti ini dikatakan sebagai nafsu amarah. Di antara keduanya, ada juga nafsu lawwaamah yang menggambarkan adanya tarik menarik antara ruh dan hawa nafsu.

Mari kita lihat ciri dari ketiga nafsu di atas.
  1. Ruh di atas hawa nafsu (nafsu muthmainnah)
  2. Cirinya: jiwanya selalu tenang dan pribadi yang nafsunya tenang ini selalu berorientasi untuk berzikir kepada Allah SWT. Mereka juga sangat rajin beribadah. Ada beberapa ayat AQ yang menjadi dalil naqli dari poin di atas. QS 29:45 –> Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. QS 13:28 –> (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. Juga hadist: Dari Abu Umamah bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Katakanlah , ” Ya Allah, aku memohon kepadaMu jiwa yang tenang dan keimanan akan pertemuan denganMu, ridha atas ketentuanMu dan rasa puas atas pemberianMu” (HR Ibnu Asakir)
  3. Ruh yang ada tarik menarik dengan hawa nafsu
  4. Cirinya: selalu berorientasi pada akal, jiwanya dikatakan jiwa yang selalu menyesali diri (nafsul lawwaamah). Kadang tertarik godaan syaithan sehingga hawa nafsu menguasai dirinya, terkadang ia teringat dan kemudian kembali kepada Allah. Mereka senantiasa ragu dengan apa yang dikerjakannya dan bimbang/ragu dalam beramal. Dalil naqlinya: QS 4:137 –> Sesungguhnya orang-orang yang beriman kemudian kafir, kemudian beriman (pula), kamudian kafir lagi, kemudian bertambah kekafirannya, maka sekali-kali Allah tidak akan memberi ampunan kepada mereka, dan tidak (pula) menunjuki mereka kepada jalan yang lurus. QS 4:143 –> Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir): tidak masuk kepada golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang-orang kafir), maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan (untuk memberi petunjuk) baginya. Dari Ibnu Umar RA Rasulullah SAW bersabda, “Perumpamaan orang munafik itu seperti domba yang tersesat di antara dua kambing. Kadang ia bergabung dengan kambing ini dan kadang bergabung dengan kambing yang satu lagi, dan tidak tahu mengikuti kambing yang mana (HR Ibnu Jarir)
  5. Ruh yang di bawah pengaruh hawa nafsu
  6. Cirinya: selalu berorientasi pada syahwat, jiwanya selalu menyuruh pada kejahatan (nafsul amarah). Hawa nafsunya selalu dipenuhi dengan keinginan untuk mengalahkan ketaatan dan kepentingan ibadah. Manusia pada dasarnya berorientasi pada syahwat, namun diperlukan pengendalian terhadap syahwat itu melalui dzikrullah. Ada beberapa dalil naqlinya: QS 45:23 –> Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? QS 12:53 –> Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang. Rasulullah SAW bersabda, “Tiada aku tinggalkan fitnah yang lebih berbahaya bagi kaum laki2 daripada fitnah wanita.” Rasulullah SAW bersabda, “Dunia merupakan harta benda, dan harta benda yang paling baik ialah wanita yang shalehah. Jika dipandang, ia menyenangkannya, jika disuruh ia taat, jika ditinggal ia menjaga kehormatan dirinya dan harta suaminya.”
Demikian akhwatfillah rahimakumullahu. Mudah-mudahan dengan mengetahui ciri-ciri dari ketiga nafsu tsb. kita dapat semakin bercermin, melihat dalam kondisi apa ruh kita sekarang. Semoga Allah SWT selalu menjaga dan mengingatkan kita untuk selalu menjaga hati2 dan ruh kita. Dan kita selalu dapat menjadi orang-orang yang beristiqomah dalam menjaga ketaatan kepada Allah SWT. Amin. Wallahu`lam bishawab….

No comments:

Post a Comment