Monday, February 18, 2013

TAK SEMPURNA

Ku kagumi kelemahanmu 
Ku cintai semua kekuranganmu 
Itu bagiku indah, kau yang tak sempurna
 

Saat senja datang gantikan siang 
Mereka bilang kau malam tanpa bulan
Beda, tak sama, kau yang tak sempurna
Bagiku kau segalanya, murni estetika
 

Apa yang kau tanam itu yang kau petik
Apa yang kau jalani selalu beri yang terbaik 
Impian tentang kau yang tak berbatas 
Jauh dari sempurna tapi membekas
 

Silahkan jadi hakim tuk semua perkara
Keterbatasan ini tulus jalankan cinta
Terhina dalam hati, tersudut karena beda 
Kau sosok tak sempurna tapi bermakna
 

Ku kagumi kelemahanmu 
Ku cintai semua kekuranganmu
Itu bagiku indah, kau yang tak sempurna
 

Serupa bunga tanpa mahkota
Seperti air mineral tanpa O2
Ku telah jauh kembali susunan alam 
Menggali artifakmu lebih mendalam
 

Karena satu untuk alasan walau itu buruk
Ku cinta semua walaupun kau tak berbentuk
Aku seperti plato dalam pemahaman 
Dunia indrawi bukan bentuk keindahan
 

Mungkin kau mengerti, mungkin kau tidak
Masa lalumu seperti gading yang bisa retak 
Mungkin kau sadari, mungkin kau tidak
Tapi ku yakin kau tetap yang sempurna
 

Meski lemah kau tetap hal yang terindah 
Kau yang terindah
Meski rapuh kau tetap hal yang terindahKau yang tak sempurna
 

Ku kagumi kelemahanmu 
Ku cintai semua kekuranganmu 
Itu bagiku indah, kau yang tak sempurna


 

JUST D'WAY U ARE

Ohhhhh ohhhhhh ohhhhhh ohhhhhhh

[Verse 1:]
Oh, her eyes, her eyes
Make the stars look like they're not shinin'
Her hair, her hair
Falls perfectly without her trying
She's so beautiful
And I tell her everyday
Yeahh

I know, I know
When I compliment her she won't believe me
And it's so, it's so
Sad to think that she don't see what I see
But every time she asks me "Do I look okay? "
I say

[Chorus:]
When I see your face (face face...)
There's not a thing that I would change
'Cause you're amazing (amazing)
Just the way you are (are)
And when you smile (smile smile...)
The whole world stops and stares for a while
'Cause girl you're amazing (amazing)
Just the way you are (are)
Yeah

[Verse 2:]
Her lips, her lips
I could kiss them all day if she'd let me
Her laugh, her laugh
She hates but I think it's so sexy
She's so beautiful
And I tell her everyday

Oh you know, you know, you know
I'd never ask you to change
If perfect's what you're searching for
Then just stay the same
So don't even bother asking if you look okay
You know I'll say

[Chorus:]
When I see your face (face face...)
There's not a thing that I would change
'Cause you're amazing (amazing)
Just the way you are (are)
And when you smile (smile smile...)
The whole world stops and stares for a while
'Cause girl you're amazing (amazing)
Just the way you are (are)

The way you are
The way you are
Girl you're amazing (amazing)
Just the way you are (are)

[Chorus:]
When I see your face
There's not a thing that I would change
Cause you're amazing (amazing)
Just the way you are (are)
And when you smile
The whole world stops and stares for awhile
Cause girl you're amazing
Just the way you are

Yeah

BLACK HOLE

A black hole is a region of spacetime from which gravity prevents anything, including light, from escaping.[1] The theory of general relativity predicts that a sufficiently compact mass will deform spacetime to form a black hole. Around a black hole there is a mathematically defined surface called an event horizon that marks the point of no return. It is called "black" because it absorbs all the light that hits the horizon, reflecting nothing, just like a perfect black body in thermodynamics.[2][3] Quantum field theory in curved spacetime predicts that event horizons emit radiation like a black body with a finite temperature. This temperature is inversely proportional to the mass of the black hole, making it difficult to observe this radiation for black holes of stellar mass or greater.
Objects whose gravity field is too strong for light to escape were first considered in the 18th century by John Michell and Pierre-Simon Laplace. The first modern solution of general relativity that would characterize a black hole was found by Karl Schwarzschild in 1916, although its interpretation as a region of space from which nothing can escape was not fully appreciated for another four decades. Long considered a mathematical curiosity, it was during the 1960s that theoretical work showed black holes were a generic prediction of general relativity. The discovery of neutron stars sparked interest in gravitationally collapsed compact objects as a possible astrophysical reality.
Black holes of stellar mass are expected to form when very massive stars collapse at the end of their life cycle. After a black hole has formed it can continue to grow by absorbing mass from its surroundings. By absorbing other stars and merging with other black holes, supermassive black holes of millions of solar masses may form. There is general consensus that supermassive black holes exist in the centers of most galaxies.
File:BH LMC.png
Despite its invisible interior, the presence of a black hole can be inferred through its interaction with other matter and with electromagnetic radiation such as light. Matter falling onto a black hole can form an accretion disk heated by friction, forming some of the brightest objects in the universe. If there are other stars orbiting a black hole, their orbit can be used to determine its mass and location. These data can be used to exclude possible alternatives (such as neutron stars). In this way, astronomers have identified numerous stellar black hole candidates in binary systems, and established that the core of our Milky Way galaxy contains a supermassive black hole of about 4.3 million solar masses.

KHUSYU' YANG HILANG

Abu Mushlih...
Sahl bin Abdullah mengatakan, "Barangsiapa yang hatinya khusyu' niscaya syaitan tidak akan berani mendekatinya." (Disebutkan oleh Ibnul Qayyim dalam Madarij as-Salikin, 1 /522. islamspirit.com)
Makna khusyu'
 

Syaikh as-Sa'di rahimahullah menjelaskan bahwa khusyu' adalah ketundukan hati dan ketenangannya, perasaan tentram karena Allah ta'ala. Hati yang diliputi dengan perasaan membutuhkan Allah karena ia menyadari akan kelemahan dan kebutuhannya yang sangat besar kepada Allah, yang disertai dengan keimanan kepada-Nya dan keyakinan akan berjumpa dengan-Nya ( Taisir al-Karim ar- Rahman, hal. 37)
 

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, "Khusyu' mengandung dua makna; pertama rendah hati dan penghinaan diri, dan yang kedua adalah ketenangan dan ketentraman. Hal itulah yang melahirkan kelembutan hati dan meniadakan kerasnya hati tersebut. Oleh karena itu kekhusyu'an hati mencakup ketundukan hati untuk beribadah kepada Allah dan juga ketenangannya..." (Kitab al-Iman hal 26. islamspirit.com)
Perintah untuk khusyu'
 

Allah ta'ala berfirman (yang artinya), "Belumkah tiba saatnya bagi orang-orang yang beriman untuk merasa takut hati mereka karena peringatan Allah dan kebenaran yang turun kepada mereka, dan hendaklah mereka tidak menjadi seperti orang- orang yang diberikan al-Kitab sebelum mereka, setelah berlalu waktu yang panjang lantas membuat hati mereka keras, dan banyak di antara mereka adalah orang-orang yang fasik." (QS. al- Hadid : 16)
 

Ketika menafsirkan ayat ini Qatadah rahimahulah meriwayatkan dari Syaddad bin Aus radhiyallahu'anhu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Sesungguhnya yang pertama kali diangkat dari manusia adalah khusyu'." (HR. Thabrani dalam Musnad as-Syamiyin, 2570 . Disebutkan oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya, 4 /323).
 

Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, "Allah ta'ala melarang kaum beriman menyerupai orang-orang yang diberi Kitab sebelum mereka yaitu kaum Yahudi dan Nasrani, ketika waktu yang lama berlalu kemudian mereka pun mengganti dan merobah ayat-ayat dalam Kitab Allah yang ada di hadapan mereka dan mereka menjualnya dengan harga yang sangat murah, mereka mencampakkannya di belakang punggung-punggung mereka, mereka menyibukkan diri dengan pendapat-pendapat yang menyimpang serta dan ucapan- ucapan yang dusta, mereka membebek para tokoh dalam menjalani agama Allah, mereka menjadikan para pendeta dan rahib-rahib mereka sebagai sesembahan selain Allah, maka ketika itulah hati mereka menjadi keras, sehingga mereka tidak bisa menerima nasehat dan hati mereka tidak menjadi lembut ketika mendengar janji dan peringatan yang disampaikan." (Tafsir al-Qur'an al- 'Azhim, 4 /323).
 

Jangan putus asa!..
Allah ta'ala melanjutkan firman- Nya (yang artinya), "Ketahuilah sesungguhnya Allah lah yang menghidupkan bumi sesudah kematiannya, sungguh Kami telah menerangkan kepada kalian ayat-ayat Kami agar kalian mau memikirkannya." (QS. Al-Hadid : 17)
 

Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, "Di dalam ayat ini terkandung isyarat yang menunjukkan bahwa Allah akan melembutkan hati yang keras dan mati setelah kebekuannya dan akan menunjuki orang-orang yang kebingungan setelah kekalutan yang mereka alami dan memberikan jalan keluar bagi berbagai kesempitan sesudah kesempitan itu mencapai puncaknya." (Tafsir al-Qur'an al- 'Azhim, 4 /325)
 

Syaikh as-Sa'di rahimahullah mengatakan, "Dzat yang mampu menghidupkan kembali bumi yang telah mati dengan turunnya hujan maka Dia pun sanggup untuk menghidupkan hati yang telah mati dengan perantara al- Haq yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya. Ayat ini juga menunjukkan bahwa tidak ada akal pada diri orang yang tidak mau mengikuti petunjuk ayat- ayat Allah dan tidak mau tunduk kepadaaturan-aturan Allah." (Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 804)
 

Waspadalah! 
Abud Darda' radhiyallahu 'anhu mengatakan, "Berlindungah kalian kepada Allah dari khusyu'nya orang munafiq!". Maka ada orang yang bertanya, "Apakah yang dimaksud dengan khusyu'nya orang munafiq?". Beliau menjawab, "Yaitu kamu melihat tubuh seseorang tampak khusyu' namun sebenarnya hatinya tidak khusyu'." (HR. Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannafnya no. 190 dan al-Baihaqi dalam Syu'ab al-Iman no 6713). Ya Allah, karuniakanlah kepada kami hati yang khusyu' karena-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha mendengar lagi Maha penyayang.

KHUSYU' YANG HILANG

February 5 th, 2009 | Author: Abu Mushlih
Sahl bin Abdullah mengatakan, "Barangsiapa yang hatinya khusyu' niscaya syaitan tidak akan berani mendekatinya." (Disebutkan oleh Ibnul Qayyim dalam Madarij as-Salikin, 1 /522. islamspirit.com)
 

Makna khusyu'
Syaikh as-Sa'di rahimahullah menjelaskan bahwa khusyu' adalah ketundukan hati dan ketenangannya, perasaan tentram karena Allah ta'ala. Hati yang diliputi dengan perasaan membutuhkan Allah karena ia menyadari akan kelemahan dan kebutuhannya yang sangat besar kepada Allah, yang disertai dengan keimanan kepada-Nya dan keyakinan akan berjumpa dengan-Nya ( Taisir al-Karim ar- Rahman, hal. 37)
 

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, "Khusyu' mengandung dua makna; pertama rendah hati dan penghinaan diri, dan yang kedua adalah ketenangan dan ketentraman. Hal itulah yang melahirkan kelembutan hati dan meniadakan kerasnya hati tersebut. Oleh karena itu kekhusyu'an hati mencakup ketundukan hati untuk beribadah kepada Allah dan juga ketenangannya..." (Kitab al-Iman hal 26. islamspirit.com)
Perintah untuk khusyu'
 

Allah ta'ala berfirman (yang artinya), "Belumkah tiba saatnya bagi orang-orang yang beriman untuk merasa takut hati mereka karena peringatan Allah dan kebenaran yang turun kepada mereka, dan hendaklah mereka tidak menjadi seperti orang- orang yang diberikan al-Kitab sebelum mereka, setelah berlalu waktu yang panjang lantas membuat hati mereka keras, dan banyak di antara mereka adalah orang-orang yang fasik." (QS. al- Hadid : 16)
 

Ketika menafsirkan ayat ini Qatadah rahimahulah meriwayatkan dari Syaddad bin Aus radhiyallahu'anhu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Sesungguhnya yang pertama kali diangkat dari manusia adalah khusyu'." (HR. Thabrani dalam Musnad as-Syamiyin, 2570 . Disebutkan oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya, 4 /323).
 

Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, "Allah ta'ala melarang kaum beriman menyerupai orang-orang yang diberi Kitab sebelum mereka yaitu kaum Yahudi dan Nasrani, ketika waktu yang lama berlalu kemudian mereka pun mengganti dan merobah ayat-ayat dalam Kitab Allah yang ada di hadapan mereka dan mereka menjualnya dengan harga yang sangat murah, mereka mencampakkannya di belakang punggung-punggung mereka, mereka menyibukkan diri dengan pendapat-pendapat yang menyimpang serta dan ucapan- ucapan yang dusta, mereka membebek para tokoh dalam menjalani agama Allah, mereka menjadikan para pendeta dan rahib-rahib mereka sebagai sesembahan selain Allah, maka ketika itulah hati mereka menjadi keras, sehingga mereka tidak bisa menerima nasehat dan hati mereka tidak menjadi lembut ketika mendengar janji dan peringatan yang disampaikan." (Tafsir al-Qur'an al- 'Azhim, 4 /323).
Jangan putus asa!
 

Allah ta'ala melanjutkan firman- Nya (yang artinya), "Ketahuilah sesungguhnya Allah lah yang menghidupkan bumi sesudah kematiannya, sungguh Kami telah menerangkan kepada kalian ayat-ayat Kami agar kalian mau memikirkannya." (QS. Al-Hadid : 17)
 

Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, "Di dalam ayat ini terkandung isyarat yang menunjukkan bahwa Allah akan melembutkan hati yang keras dan mati setelah kebekuannya dan akan menunjuki orang-orang yang kebingungan setelah kekalutan yang mereka alami dan memberikan jalan keluar bagi berbagai kesempitan sesudah kesempitan itu mencapai puncaknya." (Tafsir al-Qur'an al- 'Azhim, 4 /325)
 

Syaikh as-Sa'di rahimahullah mengatakan, "Dzat yang mampu menghidupkan kembali bumi yang telah mati dengan turunnya hujan maka Dia pun sanggup untuk menghidupkan hati yang telah mati dengan perantara al- Haq yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya. Ayat ini juga menunjukkan bahwa tidak ada akal pada diri orang yang tidak mau mengikuti petunjuk ayat- ayat Allah dan tidak mau tunduk kepadaaturan-aturan Allah." (Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 804)
Waspadalah!
 

Abud Darda' radhiyallahu 'anhu mengatakan, "Berlindungah kalian kepada Allah dari khusyu'nya orang munafiq!". Maka ada orang yang bertanya, "Apakah yang dimaksud dengan khusyu'nya orang munafiq?". Beliau menjawab, "Yaitu kamu melihat tubuh seseorang tampak khusyu' namun sebenarnya hatinya tidak khusyu'." (HR. Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannafnya no. 190 dan al-Baihaqi dalam Syu'ab al-Iman no 6713). Ya Allah, karuniakanlah kepada kami hati yang khusyu' karena-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha mendengar lagi Maha penyayang.

Saturday, February 16, 2013

MAGICAL OF AYAT KURSI

This is Ayat Al-Kursi and tremendous virtues have been associated with it, for the authentic Hadith describes it as `the greatest Ayah in the Book of Allah.' Imam Ahmad recorded that `Ubayy bin Ka`b said that the Prophet asked him about the greatest Ayah in the Book of Allah, and `Ubayy answered, "Allah and His Messenger know better.'' When the Prophet repeated his question several times, `Ubayy said, "Ayat Al-Kursi.'' The Prophet commented, 
«لِيَهْنِكَ الْعِلْمُ أَبَا الْمُنْذِرِ، وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، إِنَّ لَهَا لِسَانًا وَشَفَتَيْنِ، تُقَدِّسُ الْمَلِكَ عِنْدَ سَاقِ الْعَرْش»

(Congratulations for having knowledge, O Abu Al-Mundhir! By He in Whose Hand is my soul! This Ayah has a tongue and two lips with which she praises the King (Allah) next to the leg of the Throne.)

This Hadith was also collected by Muslim, but he did not include the part that starts with, "By He in Whose Hand...''

Imam Ahmad recorded that Abu Ayyub said that he had some dates and a Ghoul used to take some, and he complained to the Prophet.

The Prophet said to him, "When you see her, say, `In the Name of Allah, answer to the Messenger of Allah'.'' Abu Ayyub said that when she came again, he said these words and he was able to grab her. She begged, "I will not come again,'' so Abu Ayyub released her. 

Abu Ayyub went to the Prophet and the Prophet asked him, "What did your prisoner do'' Abu Ayyub said, "I grabbed her and she said twice, `I will not come again,' and I released her.'' The Prophet said, "She will come back.'' Abu Ayyub said, "So I grabbed her twice or three times, yet each time ﴿I would release her when﴾ she vowed not to come back. 

I would go to the Prophet who would ask me, `What is the news of your prisoner' I would say, `I grabbed her, then released her when she said that she would not return.' The Prophet would say that she would return. 

Once, I grabbed her and she said, `Release me and I will teach you something to recite so that no harm touches you, that is, Ayat Al-Kursi.' Abu Ayyub went to the Prophet and told him, and the Prophet said, "She is liar, but she told the truth.'' At-Tirmidhi recorded this Hadith in the chapter of the virtues of the Qur'an and said, "Hasan Gharib.'' In Arabic, `Ghoul' refers to the Jinn when they appear at night.

Al-Bukhari recorded a similar story in his Sahih from Abu Hurayrah, in the chapters on the virtues of the Qur'an and the description of Shaytan. In this narration, Abu Hurayrah said, "Allah's Messenger assigned me to keep watch over the Sadaqah (charity) of Ramadan. A person snuck in and started taking handfuls of foodstuff. 

I caught him and said, `By Allah, I will take you to Allah's Messenger.' He said, `Release me, for I am meek and have many dependents and am in great need.' I released him, and in the morning Allah's Messenger asked me, `What did your prisoner do yesterday, O Abu Hurayrah' I said, `O Allah's Messenger! He complained of being needy and of having many dependents, so I pitied him and let him go.' Allah's Messenger said, `Indeed, he told you a lie and will be coming again.' I believed that he would show up again, for Allah's Messenger had told me that he would return. So, I watched for him. When he (showed up and) started stealing handfuls of foodstuff, I caught hold of him again and said, `I will definitely take you to Allah's Messenger.' He said, `Leave me, for I am very needy and have many dependents. I promise I will not come back again.' I pitied him and let him go. 

In the morning Allah's Messenger asked me, `What did your prisoner do last night, O Abu Hurayrah!' I replied, `O Allah's Messenger! He complained of his great need and of too many dependents, so I took pity on him and set him free.' Allah's Messenger said, `Verily, he told you a lie; he will return.' I waited for him attentively for the third time, and when he (came and) started stealing handfuls of the foodstuff, I caught hold of him and said, `I will surely take you to Allah's Messenger as it is the third time you promised not to return, yet you returned.' He said, `Let me teach you some words which Allah will give you benefit from.' I asked, `What are they' He replied, `Whenever you go to bed, recite Ayat Al-Kursi- Allahu la ilaha illa Huwal-Hayyul-Qayyum, till you finish the whole verse. (If you do so), Allah will appoint a guard for you who will stay with you, and no Shaytan will come near you until morning.' So, I released him. 

In the morning, Allah's Messenger asked, `What did your prisoner do yesterday' I replied, `O Allah's Messenger! He claimed that he would teach me some words by which Allah will grant me some benefit, so I let him go.' Allah's Messenger asked, `What are they' I replied, `He said to me: Whenever you go to bed, recite Ayat Al-Kursi from the beginning to the end, Allahu la ilaha illa Huwal-Hayyul-Qayyum. He further said to me: (If you do so), Allah will appoint a guard for you who will stay with you, and no Shaytan will come near you until morning.' (One of the narrators) then commented that they (the Companions) were very keen to do good deeds. The Prophet said, `He spoke the truth, although he is a liar. Do you know whom you were talking to, these three nights, O Abu Hurayrah' Abu Hurayrah said, `No.' He said, `It was Shaytan.''' An-Nasa'i also recorded this Hadith in Al-Yawm wa Al-Laylah.

DUNIA DAN AKHIRAT ADA BERSAMAAN

Setelah memahami bahwa kehidupan Bumi pasti bakal berakhir, salah satu ‘kata kunci’ dalam memahami buku ‘Akhirat Tidak Kekal’ adalah definisi tentang ‘alam dunia’ dan ‘alam akhirat’. Ini perlu kita pahamkan terlebih dulu, agar persepsi kita tentang kedua alam ini bertemu dalam satu frame yang sama. Karena kalau tidak, diskusi kita selanjutnya tidak akan nyambung.

Dalam menjelaskan ketidak-kekalan akhirat ini saya sengaja tidak menjawab pertanyaan kawan-kawan secara langsung satu persatu dan sporadis. Karena, hal itu akan menjadikan diskusi tidak terarah dan berputar-putar tak ada ujung pangkalnya. Namun, jangan khawatir, pertanyaan yang Anda posting disini saya catat kok, dan kemudian saya rangkum dalam jawaban yang terstruktur dalam bentuk notes secara bersambung, supaya Anda enak membaca dan menyimpulkannya.

Ada yang bertanya: apakah dunia dan akhirat sudah ada secara bersamaan? Maka, jawaban saya adalah: IYA. Kedua alam ini sudah ada sekarang, secara bersama-sama, paralel dalam dimensi yang berbeda. Darimana sumber informasinya? Tentu saja dari dalam Al Qur’an, karena istilah alam dunia dan akhirat itu memang berasal dari Al Qur’an.

Kalau Anda baca ayat-ayat Al Qur’an, banyak sekali istilah ‘dunia’ dan ‘akhirat’ itu. Apakah yang dimaksud dengan ‘dunia’? Dalam kamus bahasa Arab kata dunia berasal dari akar kata ‘danaa’ yang diantaranya bermakna ‘mendekat’ atau ‘dekat dengan’. Bisa juga bermakna ‘rendah’ dalam kualitas. Maka, rangkuman makna dari ‘alam dunia’ adalah alam yang dekat dan rendah. Ini mengambarkan fisik sekaligus kualitas ‘dunia’ dalam pandangan Islam.

Sedangkan, akhirat berasal dari kata ‘akhara’ yang bermakna ‘mengakhirkan’ atau menunda, menangguhkan, melambatkan, menyisakan, dan semacamnya. Sehingga makna kata ‘alam akhirat’ adalah alam kehidupan yang terakhir. Disinilah ayat-ayat Al Qur’an dipahami secara kontroversial, bahwa alam akhirat ada yang memahaminya sebagai alam yang kekal tak punya akhir lagi, karena ia sudah yang ‘paling akhir’. Pada waktunya nanti akan saya tunjukkan, bahwa kehidupan akhirat memang kehidupan terakhir, tetapi ‘bukan fase terakhir’ drama penciptaan manusia.

Maka, tentang posisi dunia dan akhirat itu kita bisa merujuk kepada informasi-informasi di dalam Al Qur’an. Bahwa dunia adalah alam yang paling dekat dengan kehidupan kita, yang oleh ayat berikut ini disebut sebagai alam yang berisi bintang-bintang alias benda-benda langit. Dengan kata lain, selama alam itu adalah ruangan yang berisi benda-benda langit sebagaimana bisa kita observasi, itu adalah masih langit dunia.
QS. Al Mulk (67): 5
Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit dunia dengan bintang-bintang…

Selain bermakna kosmologis, alam dunia juga bermakna kehidupan di muka bumi dengan segala hiruk pikuknya, yang oleh ayat berikut ini disebut sebagai ‘kehidupan rendah’ dan ‘main-main’ belaka. Sedangkan kehidupan akhirat disebut sebagai kehidupan yang jauh lebih baik.
QS. Al An’aam (6): 32
Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kehidupan akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?

Dimanakah alam akhirat berada? Secara kosmologis, alam akhirat itu paralel dengan alam dunia. Apakah bukti bahwa ia sudah ada di alam paralel? Diceritakan oleh Al Qur’an sendiri, dalam kisah Mi’raj Nabi saat beliau berada di Sidratul Muntaha. Ketika berada di langit ketujuh itulah Rasulullah menyaksikan surga – yang tentu saja berada di alam akhirat. Alam semesta ini diciptakan oleh Allah sebanyak tujuh lapis sebagai satu paket. Alam terendahnya disebut sebagai alam dunia, dan alam tertingginya disebut alam akhirat.

Jadi, surga-neraka itu sekarang sudah ada di langit ketujuh. Di alam berdimensi paling tinggi dalam struktur langit yang ‘berlapis-lapis’. Dalam kosmologi modern, keberadaan alam berdimensi tinggi ini semakin mendapat perhatian. Diantaranya, dijelaskan oleh teori String yang telah saya jelaskan panjang lebar dalam buku serial ke-34: MENGARUNGI ‘ARSY ALLAH.

Alam dunia adalah ruangan alam berdimensi tiga, sedangkan akhirat adalah ruangan alam berdimensi sembilan (menurut teori String) atau berdimensi sepuluh (menurut M-Theory alias teori String yang sudah disempurnakan). Pada prinsipnya, indikasi adanya alam berdimensi tinggi semakin bisa dijelaskan oleh teori Kosmologi modern. Dan saya termasuk yang meyakini, kelak hal ini akan terungkap sebagai kenyataan saintifik.

Perkembangan teori String diperkirakan akan menggeser teori Einsteinian yang mempersepsi alam semesta hanya sebagai ruangan ‘alam dunia’ berdimensi tiga. Teori ini telah terpatahkan di kasus Black-hole, dimana teori gravitasi Einsteinian tidak mampu menjelaskan adanya gaya gravitasi dalam skala kuantum. Sebuah fenomena yang justru bisa dijelaskan dengan cukup baik oleh M-Theory. Dan, di gravitasi tingkat kuantum itulah justru terdapat kunci pemahaman atas adanya alam berdimensi tinggi. Diperkirakan alam semesta atau alam dunia ini memiliki lubang-lubang hitam yang menjadi pintu masuk ke alam berdimensi lebih tinggi.
QS. Al Hijr (15): 14-15
Dan seandainya Kami bukakan kepada mereka salah satu dari (pintu-pintu) langit, lalu mereka terus menerus naik ke atasnya, tentu mereka akan berkata: “Sesungguhnya pandangan kami menjadi kabur. Dan kami menjadi (seperti) orang-orang yang terkena sihir.”

Keadaan seperti itulah yang dialami oleh Rasulullah saat beliau berada di alam berdimensi tinggi – di Sidratul Muntaha. Beliau terpesona melihat keindahan surga yang tak pernah dilihatnya saat berada di alam berdimensi rendah alias alam dunia.
QS. An Najm (53): 14-18
Di Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal. Ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu (misteri) yang meliputinya. Penglihatan Muhammad tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya (terpesona melihat keindahan alam berdimensi tinggi itu).

Ringkas kata, saya cuma ingin mengatakan bahwa alam akhirat dan alam dunia ini sudah ada secara bersamaan sejak diciptakan sampai lenyapnya kelak. Kehidupan manusia terikat oleh badannya yang hidup di dimensi tiga, tetapi kesadarannya bisa mengakses alam yang berdimensi tinggi sampai ke Sidratul Muntaha, dimana surga dan neraka berada. Bahkan, jika batas-batas dimensi langit itu dibukakan oleh-Nya, tubuh fisik manusia pun bakal bisa memasuki alam-alam berdimensi tinggi itu. Dan kesadarannya menjadi nanar seperti orang yang terkena sihir, sebagaimana dijelaskan dalam ayat di atas.

Lantas, bagaimana kaitannya dengan cerita kiamat? Cerita kiamat yang saya tulis dalam note ke-2 itu hanya terjadi di planet Bumi. Karena itu, saya sebut sebagai kiamatnya Bumi, bukan kiamatnya alam semesta. Bumi hanyalah partikel kecil di ‘samudera alam semesta’ yang berisi bermiliar-miliar benda langit. Ada triliunan bintang dan matahari, yang membentuk miliaran galaksi, dan berisi planet-planet seukuran bumi dalam jumlah tak berhingga.

Maka, kalau planet Bumi yang kita huni ini diserbu oleh jutaan meteor dari Kabut Oort, kejadian itu hanya akan memporak porandakan kehidupan di planet Bumi saja. Atau maksimum tatasurya kita. Tidak akan mengganggu stabilitas alam semesta yang sedemikian luasnya. Ibaratnya, kerusakan itu hanya terjadi di sebutir debu yang bertaburan di sebuah padang pasir nan luas. Di sebutir debu bernama Bumi itulah 6,5 miliar manusia sedang mengalami kiamat atas peradabannya..!

Kita mengenal peristiwa ini sebagai ‘kiamat sughra’ alias kiamat kecil. Bukan kiamat besar atau kiamat Kubra berupa hancurnya alam semesta. Tentang kiamat besar ini akan saya ceritakan dalam note tersendiri. Kiamat Bumi alias kiamat kecil itulah yang bakal mengantarkan manusia menapaki fase-fase kehidupan selanjutnya memasuki alam barzakh di dimensi yang lebih tinggi. Dan kemudian menuju alam akhirat, di dimensi yang lebih tinggi lagi, sebelum ia lenyap ke dalam Zat Yang Tak Terikat Dimensi: Allah Sang Penguasa Jagat Semesta…
QS. Az Zukhruf (43): 85
Dan Maha Suci Tuhan Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; dan apa yang ada di antara keduanya; dan di sisi-Nyalah pengetahuan tentang hari kiamat dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.
Wallahu a’lam bishshawab…

PERMATA YANG DICARI

Hadirnya tanpa kusedari
Menggamit kasih cinta bersemi
Hadir cinta insan padaku ini
Anugerah kurniaan Ilahi

Lembut tutur bicaranya
Menarik hatiku untuk mendekatinya
Kesopanannya memikat di hati
Mendamaikan jiwaku yang resah ini

Ya Allah
Jika dia benar untukku
Dekatkanlah hatinya dengan hatiku
Jika dia bukan milikku
Damaikanlah hatiku
Dengan ketentuan-Mu

Dialah permata yang dicari
Selama ini baru kutemui
Tapi ku tak pasti rencana Ilahi
Apakah dia kan kumiliki
Tidak sekali dinodai nafsu
Akan kubatasi dengan syariat-Mu
Jika dirinya bukan untukku
Redha hatiku dengan ketentuan-Mu

Ya Allah
Engkaulah tempat kubergantung harapanku
Kuharap diriku sentiasa di bawah rahmat-Mu.

Thursday, February 14, 2013

TANGGUNG JAWAB ORANG BERILMU

Imam Ghozali dalam muqoddimah kitab bidayatulhidayah memberikan kepada kita bimbingan dan tuntunan disaat kita berada di sebuah majlis untuk menuntut ilmu. Tuntunan tersebut adalah tatakrama lahir sekaligus batin seorang penuntut ilmu. Sengaja oleh Imam Ghozali diletakkan di muqoddimah karena melihat pentingnya sebuah tuntunan untuk mudah sampai ketempat tujuan.

Imam Ghozali memulai dengan pemacu agar semua dari kita bersemangat untuk menuntut ilmu Allah SWT. Beliau hadirkan ayat dan hadits keutamaan  majlis ilmu dan para penuntut ilmu. Ternyata Imam Ghozali tidak hanya sampai di situ, tidak puas jika sudah bisa menyuruh orang menuntut ilmu akan tetapi beliau juga terlah memberi wejangan yang berupa peringatan akan adanya jurang yang amat berbahaya yang telah terjerumus didalamnya orang orang yang berilmu.


Beliau mula-mula menghadirkan hakekat niat yang menghantarkan seseorang untuk  menuntut ilmu. Niat adalah  makna yang tersembunyi di kalbu seseorang dibalik sebuah aktivitas dhohir. Itulah kuwalitas sebuah pekerjaan dan disitulah letak penilaian Allah SWT akan sebuah kerja keras seorang hamba.Jika kita berbicara tentang sebuah proyek maka menuntut ilmu adalah proyek yang amat besar. Maka dalam beraktivitas menuntut imu amat perlu untuk membenahi niat agar proyek tersebut ada makna dan nilainya di hadapan Allah SWT. Dan begitu sebaliknya jika didalam menuntut ilmu telah salah berniat maka mala petaka yang di dapat adalah paling besarnya malapetaka. Tidak semua yang berilmu akan selamat, semua tergantung bagaimana menata hati dan memperjelas maksud dalam menuntut ilmu.


Imam Ghozali mengingatkan kita, didalam menutut ilmu jangan hanya terpaku kepada firman dan hadits pembangkit jiwa penuntut ilmu. Akan tetapi hal yang tidak kalah pentingnya dari itu semua adalah memperhatikan ancaman Rasulullah SAW terhadap para  pengemban ilmu. Suatu ketika Rasulullah pernah bercerita tentang orang berilmu yang menggunting bibir mereka dengan gunting dari api neraka. Dalam kesempatan yang berbeda Rasulullah juga pernah menyebut seorang yang berputar-putar di neraka dengan usus berbau  berceceran yang sungguh membuat ahli neraka merasa tambah tersiksa.


Disebutkan bahwa orang-orang tersebut adalah paraulama dan juru dakwah. Jika diamati sebab-sebabnya adalah karena mereka telah salah berniat dalam menuntut ilmu. Sehingga ilmu yang diperoleh bukan untuk kesalamatan dirinya di akhirat akan tetapi hanya untuk mendapatkan keuntungan didunia. Dan kisah-kisah tersebut disebutkan oleh Rasulullah karena memang hal itu akan terjadi,  adanya ustad tidak pantas menjadi ustad dan kiai yang tidak pantas menjadi kiai.Orang-orang yang ilmunya hanya  dilidah dan baju saja, tidak ada ilmu yang subur dihatinya. Syetan amat pandai menggoda, mengumandangkan keutamaan para penuntut ilmu dan melalaikan akan tanggung jawabnya sebagi pengemban ilmu.


Tujuan syetan agar seorang penuntut ilmu menjadi penuntut ilmu yang bersemangat mendapatkan ilmu akan tetapi terjerumus dengan ilmunya. Menyadari pentingnya ilmu adalah penghantar keseriusan kita didalam menuntut dan menyadari betapa besar tangngung jawabnya orang berilmu adalah yang menjadikan seseorang akan mudah mengamalkan ilmunya. Dari sinilah akan muncul satu kerjasama yang baik antara guru dengan murid. Guru yang amat serius dalam memberi suri tauladan kepada murid dan muridyang amat patuh, tawadhu' dan mendengar sang guru yang memang layak untuk dipatuhi dan di dengar. Dari sinilah akan hadir guru-guru yang sesungguhnya yang sungguh pantas mendapatkan gelar guru. Dan hanya guru yang sesungguhnyalah yang pantas didatangi murid.Wallahu a'lam bishshowab.

Manusia Memiliki akal dan nafsu

Sebagai mahluk ciptaan Allah SWT, setiap manusia jiwanya diberi dua jalan, yaitu jalan takwa dan fujur (kesesatan). Kita diberi kebebasan untuk memilih yang baik atau yang buruk.
Sebagaimana difirmankan Allah SWT dalam QS 91:8 –> maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Allah mengatakan bahwa beruntunglah orang2 yang selalu membersihkan jiwanya (tazkiyatun nafs) dan merugilah yang mengotorinya.
 
Dalam hadist dikatakan: Rasulullah SAW bersabda, “Allah Ta`ala berfirman, Aku telah menciptakan hamba-hambaKu dalam keadaan hanif, lalu syaithan datang kepada mereka, kemudian menyimpangkan mereka dari agama mereka” (HR Muslim)
Bila Ruh manusia dapat menguasai hawa nafsunya, maka nafsunya akan menjadi nafsu yang tenang (muthmainnah).
 
Namun ada juga yang manusia yang dikuasai oleh hawa nafsunya serta cenderung kepadanya, sehingga kecenderugannya pada kejahatan dan kerusakan. Hawa nafsu yang seperti ini dikatakan sebagai nafsu amarah. Di antara keduanya, ada juga nafsu lawwaamah yang menggambarkan adanya tarik menarik antara ruh dan hawa nafsu.

Mari kita lihat ciri dari ketiga nafsu di atas.
  1. Ruh di atas hawa nafsu (nafsu muthmainnah)
  2. Cirinya: jiwanya selalu tenang dan pribadi yang nafsunya tenang ini selalu berorientasi untuk berzikir kepada Allah SWT. Mereka juga sangat rajin beribadah. Ada beberapa ayat AQ yang menjadi dalil naqli dari poin di atas. QS 29:45 –> Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. QS 13:28 –> (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. Juga hadist: Dari Abu Umamah bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Katakanlah , ” Ya Allah, aku memohon kepadaMu jiwa yang tenang dan keimanan akan pertemuan denganMu, ridha atas ketentuanMu dan rasa puas atas pemberianMu” (HR Ibnu Asakir)
  3. Ruh yang ada tarik menarik dengan hawa nafsu
  4. Cirinya: selalu berorientasi pada akal, jiwanya dikatakan jiwa yang selalu menyesali diri (nafsul lawwaamah). Kadang tertarik godaan syaithan sehingga hawa nafsu menguasai dirinya, terkadang ia teringat dan kemudian kembali kepada Allah. Mereka senantiasa ragu dengan apa yang dikerjakannya dan bimbang/ragu dalam beramal. Dalil naqlinya: QS 4:137 –> Sesungguhnya orang-orang yang beriman kemudian kafir, kemudian beriman (pula), kamudian kafir lagi, kemudian bertambah kekafirannya, maka sekali-kali Allah tidak akan memberi ampunan kepada mereka, dan tidak (pula) menunjuki mereka kepada jalan yang lurus. QS 4:143 –> Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir): tidak masuk kepada golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang-orang kafir), maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan (untuk memberi petunjuk) baginya. Dari Ibnu Umar RA Rasulullah SAW bersabda, “Perumpamaan orang munafik itu seperti domba yang tersesat di antara dua kambing. Kadang ia bergabung dengan kambing ini dan kadang bergabung dengan kambing yang satu lagi, dan tidak tahu mengikuti kambing yang mana (HR Ibnu Jarir)
  5. Ruh yang di bawah pengaruh hawa nafsu
  6. Cirinya: selalu berorientasi pada syahwat, jiwanya selalu menyuruh pada kejahatan (nafsul amarah). Hawa nafsunya selalu dipenuhi dengan keinginan untuk mengalahkan ketaatan dan kepentingan ibadah. Manusia pada dasarnya berorientasi pada syahwat, namun diperlukan pengendalian terhadap syahwat itu melalui dzikrullah. Ada beberapa dalil naqlinya: QS 45:23 –> Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? QS 12:53 –> Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang. Rasulullah SAW bersabda, “Tiada aku tinggalkan fitnah yang lebih berbahaya bagi kaum laki2 daripada fitnah wanita.” Rasulullah SAW bersabda, “Dunia merupakan harta benda, dan harta benda yang paling baik ialah wanita yang shalehah. Jika dipandang, ia menyenangkannya, jika disuruh ia taat, jika ditinggal ia menjaga kehormatan dirinya dan harta suaminya.”
Demikian akhwatfillah rahimakumullahu. Mudah-mudahan dengan mengetahui ciri-ciri dari ketiga nafsu tsb. kita dapat semakin bercermin, melihat dalam kondisi apa ruh kita sekarang. Semoga Allah SWT selalu menjaga dan mengingatkan kita untuk selalu menjaga hati2 dan ruh kita. Dan kita selalu dapat menjadi orang-orang yang beristiqomah dalam menjaga ketaatan kepada Allah SWT. Amin. Wallahu`lam bishawab….

Adab Berinteraksi dengan Sesama Muslim

Begitu banyak buku-buku populer manajemen dan pengembangan diri, sebutlah buku populernya Dale Carnegie, How to Win Friends & Influence People atau John C. Maxwell, 25 Ways To Win With People, atau Stephen R. Covey dengan The 7 Habits of Highly Effective People atau berbagai terbitan Gramedia lainnya seperti “Cara Praktis Meningkatkan Ketrampilan Komunikasi Anda” dan masih banyak lagi judul-judul sejenis.

Bagaimana cara ‘hidup lebih baik’ dengan membina hubungan yang baik dengan orang lain di sekitarnya, itu adalah fokus bahasannya. Bagaimana cara berinteraksi dengan orang lain, mengasah kepekaan emosional, bertoleransi, selalu bersikap positif, tips-tips cara mendapat dan mempengaruhi teman, cara berkomunikasi yang baik, dengan think win-win, memahami lebih dahulu, maupun bersinergi.
 
Menariknya, Islam sebagai agama yang sempurna, sudah mengajarkan semua itu, dengan Rasulullah saw sebagai model utamanya. Innama bu’itstu liutammima makaarimal akhlaq, sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq, demikian sabda Rasulullah saw. Akhlaq dalam seluruh bidang kehidupan, bagaimana berinteraksi dengan orang tua, dengan sanak keluarga, dengan tetangga, dan seterusnya.

Naaaaah, berikut ini adalah tips-tips dari Rasulullah saw bagaimana cara berinteraksi dengan sesama muslim.
Pertama , mencintai muslim lain sebagaimana mencintai dirinya sendiri.
”Tidak beriman salah seorang di antara kamu sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari-Muslim)

 
Kedua , menyukai apa yang disukai muslim lain sebagaimana dirinya menyukai apa yang dia sukai, dan membenci apa yang dibenci muslim lain sebagaimana dirinya membenci apa yang dia benci.
“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam berkasih sayang dengan sesama mereka seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh akan merasakan baik (sakit) demam dan tidak bisa tidur.” (HR. Bukhari-Muslim)

 
Ketiga , tidak menyakiti muslim lain dengan perbuatan atau perkataan.
”Seorang muslim adalah orang yang muslim lainnya selamat dari gangguan lidah dan tangannya.” (HR. Bukhari-Muslim)

 
Keempat , bersikap tawadhu kepada setiap muslim dan tidak sombong kepadanya.
”Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku hendaklah kamu tawadhu sehingga tidak ada orang yang membanggakan diri kepada yang lain.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Maajah)

 
Kelima , tidak menyampaikan berita atau gunjingan kepada sebagian yang lain tentang apa yang didengarnya dari sebagian yang lain.
”Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba.” (HR. Bukhari-Muslim)

 
Keenam , kalau marah, maka tidak boleh mengindarinya lebih dari tiga hari.
”Tidak boleh seorang muslim menghindari saudaranya lebih dari tiga hari, keduanya saling bertemu lalu saling berpaling. Sebaik-baik orang di antara keduanya adalah orang yang memulai mengucapkan salam.” (HR. Bukhari-Muslim)

 
Ketujuh , melakukan kebaikan kepada setiap muslim semampunya dengan tidak membedakan antara keluarga dan yang bukan keluarga.
”Abu Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah saw tidak pernah berbicara dengan seseorang melainkan beliau menghadapkan wajahnya ke wajah teman bicaranya lalu Rasulullah saw tidak akan berpaling dari wajah seseorang sebelum ia selesai berbicara.” (HR. ath-Thabrani)

 
Kedelapan , tidak masuk ke rumah muslim lain tanpa meminta izin, jika sampai tiga kali tidak diizinkan maka harus kembali.
”Meminta izin itu tiga kali. Yang pertama untuk menarik perhatian tuan rumah, kedua memperbaiki, dan ketiga agar memberi izin atau menolak.” (HR. Bukhari-Muslim)

 
Kesembilan , bersikap sopan kepada setiap muslim dengan akhlaq yang baik dan berinteraksi dengan mereka sesuai dengan keadaannya.
”Hindarilah api neraka sekalipun dengan separoh korma. Lalu siapa yang tidak memilikinya, maka dengan perkataan yang baik.” (HR. Bukhari-Muslim)

 
Kesepuluh , menghormati orang tua dan menyayangi anak-anak.
”Tidak termasuk dalam golongan kami orang yang tidak menghormati orang tua dan tidak menyayangi anak kecil.” (HR. Bukhari dan Abu Dawud)

 
Kesebelas , selalu memberikan kegembiraan, bermuka manis, dan bersikap lembut kepada semua muslim.
”Tahukah kamu kepada siapa api neraka diharamkan?” Para sahabat menjawab, ”Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Lalu Nabi saw bersabda, ”Kepada orang yang lemah lembut, yang selalu memudahkan, dan selalu dekat (akrab)” (HR. Tirmidzi)

 
Kedua belas , janganlah berjanji kecuali bermaksud menepatinya.
”Tiga hal ada pada diri orang munafik, apabila berbicara ia berdusta, apabila berjanji ia mengingkari, dan apabila diberi amanah ia berkhianat.” (HR. Bukhari-Muslim)

 
Ketiga belas , bersikap adil dan tidak melakukan sesuatu kepada muslim lain kecuali apa yang ia sukai untuk diperlakukan kepada dirinya.
”Siapa yang ingin dijauhkan dari api neraka dan masuk surga maka hendaklah ia mati dalam keadaan bersaksi Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, dan hendaklah ia memperlakukan orang lain dengan sesuatu yang disukainya jika dilakukan pada dirinya.” (HR. Muslim)

 
Keempat belas , menghormati muslim lain yang penampilan dan pakaiannya menunjukkan kedudukannya sehingga dirinya bisa menempatkannya sesuai dengan kedudukannya.
”Apabila orang dimuliakan suatu kaum datang kepada kamu, maka muliakanlah ia.” (HR. al-Hakim)

 
Kelima belas , mendamaikan sesama muslim yang bersengketa jika menemukan jalan (penyelesaian) ke arah itu.
”Bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah hubungan di antara kamu karena sesungguhnya Allah akan memperbaiki hubungan di antara orang-orang beriman di hari kiamat.” (HR. al-Hakim)

 
Keenam belas , menutupi aib setiap muslim.
”Siapa yang menutupi aib seorang muslim maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat.” (HR. Muslim)

 
Ketujuh belas , menghindari tempat-tempat yang bisa mendatangkan tuduhan demi untuk menjaga hati orang lain agar tidak berburuk sangka dan juga untuk menjaga lidah mereka agar tidak menggunjing.
Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra bahwasanya Rasulullah saw berbicara dengan salah seorang istrinya kemudian ada laki-laki lewat lalu dipanggil oleh Nabi saw seraya berkata, ”Ya Fulan, ini adalah istriku Shafiyyah.”

 
Kedelapan belas , memintakan bantuan bagi setiap muslim yang membutuhkan pada orang yang memiliki kedudukan dan berusaha memenuhi kebutuhan saudaranya itu sesuai kemampuannya.
”Sesungguhnya aku diberi dan diminta. Sering dimintakan kepadaku kebutuhan-kebutuhan sedangkan kamu ada di sisiku, maka ikutlah memberi bantuan agar kamu diberi pahala dan Allah swt memutuskan apa yang dicintai-Nya melalui kedua tangan Nabi-Nya.” (HR. Bukhari-Muslim)

 
Kesembilan belas , mengucapkan salam terlebih dahulu sebelum berkata kepada muslim lain dan menjabat tangan ketika memberi salam itu.
”Jika salah seorang di antara kamu bertemu dengan saudaranya maka ucapkanlah, ’Assalamu’alaikum warahmatullah.’” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan an-Nasa’i)
”Tidaklah dua orang muslim bertemu lalu berjabatan tangan melainkan keduanya akan diampunkan (dosanya) sebelum mereka berpisah.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah)

 
Kedua puluh , menjaga kehormatan jiwa dan harta saudaranya sesama muslim dari kezhaliman orang lain apabila dirinya mampu membela dan menolong serta mampu memperjuangkannya sebab itu merupakan kewajiban baginya.
”Barangsiapa yang membela kehormatan saudaranya maka ia akan terlindung dari api neraka.” (HR. Tirmidzi)

 
Kedua puluh satu , menjawab ucapan muslim lain yang bersin.
”Seorang muslim yang bersin dijawab jika ia bersin tiga kali dan jika (lebih dari tiga kali) maka itu adalah penyakit flu.” (HR. Abu Dawud)

 
Kedua puluh dua , memberi nasihat kepada setiap muslim dan bersungguh-sungguh ingin selalu memberikan kegembiraan ke dalam hati setiap muslim itu.
”Sesungguhnya salah seorang di antara kamu adalah cermin bagi saudaranya, jika ia melihat sesuatu (pada saudaranya) maka hendaklah ia membersihkannya.” (Hr. Abu Dawud dan Tirmidzi)

 
Kedua puluh tiga , menjenguk muslim yang sakit.
”Siapa yang menjenguk orang sakit berarti ia duduk di taman-taman surga, sampai-sampai jika ia hendak berdiri, maka ditugaskan tujuh puluh ribu malaikat yang mendoakannya sampai malam hari.” (HR. al-Hakim)

 
Kedua puluh empat , mengantar (mengiringi) jenazah muslim yang meninggal.
”Barangsiapa yang mengantar jenazah maka akan mendapatkan pahala satu qirath. Jika ia berdiri sampai jenazah itu dikubur maka ia mendapatkan pahala dua qirath.” (HR. Bukhari-Muslim)
”Satu qirath seperti (berat/besarnya) bukit Uhud.” (HR. Muslim)

 
Kedua puluh lima , menziarahi kuburan muslim.
”Aku belum pernah melihat pemandangan yang lebih menakutkan dari kuburan.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Maajah, al-Hakim)

"Cinta Dalam Pandangan Islam”

diambil dari buku karangan Abdullah Nasih Ulwan
 
"Arti Cinta"
 
Cinta adalah persaan jiwa, getaran hati, pancaran naluri. Dan terpautnya hati org yg mencintai pada pihak yg dicintainya, dg semangat yg menggelora dan wajah yg selalu menampilkan keceriaan.
Cinta dlm pengertian spt ini mrpk persaaan mendasar dalam diri mns, yg tdk bisa terlepas dan merupakan sesuatu yg essensial. Dlm banyak hal, cinta muncul utk mengontrol keinginan ke arah yg lebih baik dan positif. Hal ini dpt terjadi jk org yg mencintai menjadikan cintanya sbg sarana utk meraih hasil yg baik dan mulia guna meraih kehidupan sbgmn kehidupan org2 pilihan dan suci serta org2 yg bertaqwa dan selalu berbuat baik.
Apakah Islam mengakui cinta?

Krn Islam adalah agama yg fitrah, maka Islam mengakui ttg hal ini. Hal yg sangat mendasar dalam diri manusia. Namun Islam membagi beberapa tingkatan ttg cinta. Dan tingkatan2 cinta ini akan selalu ada dalam kehidupan ini sampai saatnya bumi dan seisinya dihancurkan oleh Allah.

Adapun dasar ttg tingkatan cinta dalam Islam, adalah firman Allah pada QS. 9 (At Taubah): 24).
“Jika bapak2, anak2, saudara2, pasangan2, dan kaum keluarga kalian, harta kekayaan yg kalian usahakan, perniagaan yg kalian khawatirkan kerugiannya, dan rumah2 tempat tinggal yg kalian sukai, lebih kalian cintai daripada Allah, Rasul-Nya dan (daripada) jihad di jalanNYa, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan siksaNya. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang2 yg fasik”

Cinta pada tingkat tertitinggi adalah cinta kepada Allah, rasulNya dan jihad dijalanNya.
Cinta tingkat menengah adalah cinta kepada ortu, anak, keluarga, pasangan dan saudara.
Adapun cinta yg paling rendah adalah cinta yg lebih mengutamakan harta, keluarga, daripada cinta kepada Allah, RasulNya dan jihad dijalanNYa.
Hikmah dari Cinta:
 
1. Cinta adalah proses ujian yg keras dan pahit dalam kehidupan manusia. Apakah cinta itu dalam perjalanannya akan menghantarkannya kepada jalan yg mulia atau menghempaskannya kepada jalan yg hina.
2. Jika tidak ada cinta maka di dunia ini tidak akan ada inovasi, pembangunan dan peradaban.
3. Keberadaan cinta merupakan faktor dominan dalam melestarikan eksistensi manusia dan interaksinya dengan sesama manusia.

# Ketika cinta diarahkan kpd kebaikan, mk cinta dapat membawa keutuhan, perdamaian, kebaikan pada kehidupan bermasyarakat.
# Cinta yg ditumbuhkan oleh factor keimanan, maka akan menghasilkan berbagai hal yg mengagumkan. Dapat mengubah sejarah, menegakkan puncak kejayaan dan kemuliaan dunia. Sebagai contoh adalah kehidupan generasi muslim pada masa dahulu.
Dan masih banyak lagi hikmah yg lain dari adanya rasa cinta pada diri manusia.

Fenomena yg timbul dari tingkatan2 cinta yg ada akan menimbulkan efek yg berbeda
Pada fenomena tingkatan cinta yg tertinggi, maka akan membuat seseorg dalam hidupnya untuk selalu mendahulukan cinta kepada Allah , RasulNya dan jihad dijalannya. Dalam kehidupannya sehari2 tidak ada orientasi selain kepada Allah. Dia akan selalu merasa yakin bahwa segala sesuatu yg telah Allah tetapkan adalah yg terbaik bagi manusia Bahwa Allah lebih mengetahui daripada makhluknya. Kemudian, bagi seseorg yg sudah merasakan nikmatnya iman, maka dia akan selalu meneladani kepribadian Rasulluh, mencintai Rasululluh, kmdn dia juga akan mencintai jihad dijalanNya. Akan berjuang dengan segala apa yg dia miliki.

Firman Allah pada Qs. 28:68.
“Rabbmu menciptakan apa yg Dia kehendaki dan memilih (seorg Rasul diantara hambaNYa). Sekali2 tidak ada pilihan bagi mereka. Maha suci Allah dan MahaTinggi dari apa yg mereka persekutukan (denganNya)
Qs. 33: 36
 
“Tidaklah patut bagi seorg mukmin baik laki2 maupun perempuan jika Allah dan RasulNya telah menetapkan bagi mereka suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan yg lain dalam urusan mereka…”
Qs.2:140
 
“Apakah kalian yang lebih mengetahui ataukah Allah?…”
Qs. 2 : 282
 
“…dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”
Adapun dampak yg disebabkan oleh cinta tingkat menengah dalam membentuk karakter individu, keluarga, dan masyarakat telah amat nyata. Jika tidak Allah ciptakan cinta pada suami –istri maka tidak akan tercipta keluarga, tidak akan lahir anak-cucu, tidak akan terjadi proses mengasuh, mendidik dan memelihara anak.Jika tdk Allah ciptakan cinta pada anak, niscaya dalam jiwanya tidak akan ada semnagat kekeluargaan, tidak akan kokoh iktakan kekeluragannnya, tidak akan mengasihi saudaranya. Jika tdk Allah tanamkan rasa cinta pada manusia maka, mk tidak akan tercipta hubungan social antar bangsa yg dibangun atas prinsip ta’aruf (saling mengenal)
Dengan demikian cinta tingkat menengah ini amat penting untuk menciptakan kemashalatan pribadi dan keluarga khususnya dan untuk merealisasikan kemaahalatan antar bangsa dan seluruh ummat manusia pada umumnya.
Firman Allah tentang hal ini terdapat pada Qs. 49:10
 
“Sesungguhnya orang2 mukmin itu bersaudara…”
Qs. 49 : 13
 
“ Wahai manusia seseungguhnya Kami telah menciptakan kalian dari jenis laki2 dan perempuandan Kami telah menjadikan kalian berbangsa2 dan bersuku2 agar kalian saling mengenal…”
Hadits riwayat Bukhari-muslim
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berbuat baik kepada tetangganya .., hendaklah dia menghormati tamunya”
Dan masih banyak lagi ayat dan hadist yg menceritakan tentang hubungan antar manusia.

Fenomena Cinta tingkat rendah
Cinta jenis ini ada beberapa macam:
1. Mencintai thougut dan sesembahan selain Allah, seperti menyembah manusai, batu dsb.
Qs. 2: 165
“Diantara manusia ada orang2 yg menyembah tuhan2 selain Allah. Mereka mencintai tuhan itu sebagaimana mereka ( org2 mukmin yg mukhlis) mencintai Allah. Adapun org2 yg beriman jauh lebih besar cintanya kepada Allah (disbanding cinta org2 kafir terhadap tuhan2 mereka)…”
2. Menjalin tali kasih kepada musuh2 Allah.
Qs. 60:1
“Hai org2 yg beriman, jgnlah kalian menjadikan musuhKU dan musuh kalian sebagai teman2 setia, yg kalian sampaikan kepada mereka (rahasia org2 mukmin) karena kasih sayang (kepada mereka), padahal sebenarnya mereka telah ingkar terhadap kebenaran (kitab dan Rasul) yg datang kepada kalian..”

3. Mengumbar syahwat dan berkubang dalam Lumpur kekejian dan kehinaan.
Qs.3:14

“Dijadikanlah indah pada (hati) manusia kecintaan kepada apa2 yg diingini, yaitu wanita2…”
4. Mencintai ayah,ibu,anak, istri, suami, keluarga, karir, tanah air melebihi cintanya kepada Allah, RasulNya dan Jihad dijalannya.
Qs.9:24.
“Jika bapak2, anak2, saudara2, pasangan2, dan kaum keluarga kalian, harta kekayaan yg kalian usahakan, perniagaan yg kalian khawatirkan kerugiannya, dan rumah2 tempat tinggal yg kalian sukai, lebih kalian cintai daripada Allah, Rasul-Nya dan (daripada) jihad di jalanNYa, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan siksaNya. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang2 yg fasik”

Nabi salallahu ‘alaihiwassalam bersabda:
“Tidak sempurna iman seseorg dari kalian hingga aku lebih dia cintai daripada bapak-ibunya, anaknyadan seluruh manusia.” (HR. Bukhari dan Muslim).
 
5. Menuhankan hawa nafsunya,
Qs. 45:23
 
“ Bagaimanakah pendapatmu tentang org menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membirakannya sesat berdasarkan ilmuNya?…
Dengan demikian bagi seorang mukmin yg telah diliputi oleh manisnya iman, maka ia tidak akan rela jika dirinya diliputi oleh cinta pada tingkatan yg rendah yg akan membunuh karakter manusia dan menghancurkan kemuliaannya. Bahkan ia akan menjaga kesetiaannya hanya kepada Allah saja. Dia akan menjaga cintanya untuk tidak akan memberikannya kepada mush2 Islam, Dia akan menjaga syahwatnya, dan tidak melakukannya dijalan yg bahtil.Dia tidak akan mencintai kekayaannya, pasangan, anak, orag tuanya, keluarganya, kedudukannya melebihi cintanya kepada Allah, RasulNya dan jihad dijalanNya.
Pada akhirnya hanya diri kita sendiri yg akan menentukan pada tingkatan cinta yg mana kita berada. Dan hal ini hanya Allah dan diri kita saja yg tahu.
Semoga Allah senantiasa menjaga diri kita agar tidak terjebak pada cinta tingkat rendah.
Ini saja yg biasa saya sampaikan, mohon maaf atas segala kekhilafan. Kebenaran hanyalah milik Allah SWT.