Monday, February 18, 2013

TAK SEMPURNA

Ku kagumi kelemahanmu 
Ku cintai semua kekuranganmu 
Itu bagiku indah, kau yang tak sempurna
 

Saat senja datang gantikan siang 
Mereka bilang kau malam tanpa bulan
Beda, tak sama, kau yang tak sempurna
Bagiku kau segalanya, murni estetika
 

Apa yang kau tanam itu yang kau petik
Apa yang kau jalani selalu beri yang terbaik 
Impian tentang kau yang tak berbatas 
Jauh dari sempurna tapi membekas
 

Silahkan jadi hakim tuk semua perkara
Keterbatasan ini tulus jalankan cinta
Terhina dalam hati, tersudut karena beda 
Kau sosok tak sempurna tapi bermakna
 

Ku kagumi kelemahanmu 
Ku cintai semua kekuranganmu
Itu bagiku indah, kau yang tak sempurna
 

Serupa bunga tanpa mahkota
Seperti air mineral tanpa O2
Ku telah jauh kembali susunan alam 
Menggali artifakmu lebih mendalam
 

Karena satu untuk alasan walau itu buruk
Ku cinta semua walaupun kau tak berbentuk
Aku seperti plato dalam pemahaman 
Dunia indrawi bukan bentuk keindahan
 

Mungkin kau mengerti, mungkin kau tidak
Masa lalumu seperti gading yang bisa retak 
Mungkin kau sadari, mungkin kau tidak
Tapi ku yakin kau tetap yang sempurna
 

Meski lemah kau tetap hal yang terindah 
Kau yang terindah
Meski rapuh kau tetap hal yang terindahKau yang tak sempurna
 

Ku kagumi kelemahanmu 
Ku cintai semua kekuranganmu 
Itu bagiku indah, kau yang tak sempurna


 

JUST D'WAY U ARE

Ohhhhh ohhhhhh ohhhhhh ohhhhhhh

[Verse 1:]
Oh, her eyes, her eyes
Make the stars look like they're not shinin'
Her hair, her hair
Falls perfectly without her trying
She's so beautiful
And I tell her everyday
Yeahh

I know, I know
When I compliment her she won't believe me
And it's so, it's so
Sad to think that she don't see what I see
But every time she asks me "Do I look okay? "
I say

[Chorus:]
When I see your face (face face...)
There's not a thing that I would change
'Cause you're amazing (amazing)
Just the way you are (are)
And when you smile (smile smile...)
The whole world stops and stares for a while
'Cause girl you're amazing (amazing)
Just the way you are (are)
Yeah

[Verse 2:]
Her lips, her lips
I could kiss them all day if she'd let me
Her laugh, her laugh
She hates but I think it's so sexy
She's so beautiful
And I tell her everyday

Oh you know, you know, you know
I'd never ask you to change
If perfect's what you're searching for
Then just stay the same
So don't even bother asking if you look okay
You know I'll say

[Chorus:]
When I see your face (face face...)
There's not a thing that I would change
'Cause you're amazing (amazing)
Just the way you are (are)
And when you smile (smile smile...)
The whole world stops and stares for a while
'Cause girl you're amazing (amazing)
Just the way you are (are)

The way you are
The way you are
Girl you're amazing (amazing)
Just the way you are (are)

[Chorus:]
When I see your face
There's not a thing that I would change
Cause you're amazing (amazing)
Just the way you are (are)
And when you smile
The whole world stops and stares for awhile
Cause girl you're amazing
Just the way you are

Yeah

BLACK HOLE

A black hole is a region of spacetime from which gravity prevents anything, including light, from escaping.[1] The theory of general relativity predicts that a sufficiently compact mass will deform spacetime to form a black hole. Around a black hole there is a mathematically defined surface called an event horizon that marks the point of no return. It is called "black" because it absorbs all the light that hits the horizon, reflecting nothing, just like a perfect black body in thermodynamics.[2][3] Quantum field theory in curved spacetime predicts that event horizons emit radiation like a black body with a finite temperature. This temperature is inversely proportional to the mass of the black hole, making it difficult to observe this radiation for black holes of stellar mass or greater.
Objects whose gravity field is too strong for light to escape were first considered in the 18th century by John Michell and Pierre-Simon Laplace. The first modern solution of general relativity that would characterize a black hole was found by Karl Schwarzschild in 1916, although its interpretation as a region of space from which nothing can escape was not fully appreciated for another four decades. Long considered a mathematical curiosity, it was during the 1960s that theoretical work showed black holes were a generic prediction of general relativity. The discovery of neutron stars sparked interest in gravitationally collapsed compact objects as a possible astrophysical reality.
Black holes of stellar mass are expected to form when very massive stars collapse at the end of their life cycle. After a black hole has formed it can continue to grow by absorbing mass from its surroundings. By absorbing other stars and merging with other black holes, supermassive black holes of millions of solar masses may form. There is general consensus that supermassive black holes exist in the centers of most galaxies.
File:BH LMC.png
Despite its invisible interior, the presence of a black hole can be inferred through its interaction with other matter and with electromagnetic radiation such as light. Matter falling onto a black hole can form an accretion disk heated by friction, forming some of the brightest objects in the universe. If there are other stars orbiting a black hole, their orbit can be used to determine its mass and location. These data can be used to exclude possible alternatives (such as neutron stars). In this way, astronomers have identified numerous stellar black hole candidates in binary systems, and established that the core of our Milky Way galaxy contains a supermassive black hole of about 4.3 million solar masses.

KHUSYU' YANG HILANG

Abu Mushlih...
Sahl bin Abdullah mengatakan, "Barangsiapa yang hatinya khusyu' niscaya syaitan tidak akan berani mendekatinya." (Disebutkan oleh Ibnul Qayyim dalam Madarij as-Salikin, 1 /522. islamspirit.com)
Makna khusyu'
 

Syaikh as-Sa'di rahimahullah menjelaskan bahwa khusyu' adalah ketundukan hati dan ketenangannya, perasaan tentram karena Allah ta'ala. Hati yang diliputi dengan perasaan membutuhkan Allah karena ia menyadari akan kelemahan dan kebutuhannya yang sangat besar kepada Allah, yang disertai dengan keimanan kepada-Nya dan keyakinan akan berjumpa dengan-Nya ( Taisir al-Karim ar- Rahman, hal. 37)
 

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, "Khusyu' mengandung dua makna; pertama rendah hati dan penghinaan diri, dan yang kedua adalah ketenangan dan ketentraman. Hal itulah yang melahirkan kelembutan hati dan meniadakan kerasnya hati tersebut. Oleh karena itu kekhusyu'an hati mencakup ketundukan hati untuk beribadah kepada Allah dan juga ketenangannya..." (Kitab al-Iman hal 26. islamspirit.com)
Perintah untuk khusyu'
 

Allah ta'ala berfirman (yang artinya), "Belumkah tiba saatnya bagi orang-orang yang beriman untuk merasa takut hati mereka karena peringatan Allah dan kebenaran yang turun kepada mereka, dan hendaklah mereka tidak menjadi seperti orang- orang yang diberikan al-Kitab sebelum mereka, setelah berlalu waktu yang panjang lantas membuat hati mereka keras, dan banyak di antara mereka adalah orang-orang yang fasik." (QS. al- Hadid : 16)
 

Ketika menafsirkan ayat ini Qatadah rahimahulah meriwayatkan dari Syaddad bin Aus radhiyallahu'anhu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Sesungguhnya yang pertama kali diangkat dari manusia adalah khusyu'." (HR. Thabrani dalam Musnad as-Syamiyin, 2570 . Disebutkan oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya, 4 /323).
 

Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, "Allah ta'ala melarang kaum beriman menyerupai orang-orang yang diberi Kitab sebelum mereka yaitu kaum Yahudi dan Nasrani, ketika waktu yang lama berlalu kemudian mereka pun mengganti dan merobah ayat-ayat dalam Kitab Allah yang ada di hadapan mereka dan mereka menjualnya dengan harga yang sangat murah, mereka mencampakkannya di belakang punggung-punggung mereka, mereka menyibukkan diri dengan pendapat-pendapat yang menyimpang serta dan ucapan- ucapan yang dusta, mereka membebek para tokoh dalam menjalani agama Allah, mereka menjadikan para pendeta dan rahib-rahib mereka sebagai sesembahan selain Allah, maka ketika itulah hati mereka menjadi keras, sehingga mereka tidak bisa menerima nasehat dan hati mereka tidak menjadi lembut ketika mendengar janji dan peringatan yang disampaikan." (Tafsir al-Qur'an al- 'Azhim, 4 /323).
 

Jangan putus asa!..
Allah ta'ala melanjutkan firman- Nya (yang artinya), "Ketahuilah sesungguhnya Allah lah yang menghidupkan bumi sesudah kematiannya, sungguh Kami telah menerangkan kepada kalian ayat-ayat Kami agar kalian mau memikirkannya." (QS. Al-Hadid : 17)
 

Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, "Di dalam ayat ini terkandung isyarat yang menunjukkan bahwa Allah akan melembutkan hati yang keras dan mati setelah kebekuannya dan akan menunjuki orang-orang yang kebingungan setelah kekalutan yang mereka alami dan memberikan jalan keluar bagi berbagai kesempitan sesudah kesempitan itu mencapai puncaknya." (Tafsir al-Qur'an al- 'Azhim, 4 /325)
 

Syaikh as-Sa'di rahimahullah mengatakan, "Dzat yang mampu menghidupkan kembali bumi yang telah mati dengan turunnya hujan maka Dia pun sanggup untuk menghidupkan hati yang telah mati dengan perantara al- Haq yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya. Ayat ini juga menunjukkan bahwa tidak ada akal pada diri orang yang tidak mau mengikuti petunjuk ayat- ayat Allah dan tidak mau tunduk kepadaaturan-aturan Allah." (Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 804)
 

Waspadalah! 
Abud Darda' radhiyallahu 'anhu mengatakan, "Berlindungah kalian kepada Allah dari khusyu'nya orang munafiq!". Maka ada orang yang bertanya, "Apakah yang dimaksud dengan khusyu'nya orang munafiq?". Beliau menjawab, "Yaitu kamu melihat tubuh seseorang tampak khusyu' namun sebenarnya hatinya tidak khusyu'." (HR. Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannafnya no. 190 dan al-Baihaqi dalam Syu'ab al-Iman no 6713). Ya Allah, karuniakanlah kepada kami hati yang khusyu' karena-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha mendengar lagi Maha penyayang.

KHUSYU' YANG HILANG

February 5 th, 2009 | Author: Abu Mushlih
Sahl bin Abdullah mengatakan, "Barangsiapa yang hatinya khusyu' niscaya syaitan tidak akan berani mendekatinya." (Disebutkan oleh Ibnul Qayyim dalam Madarij as-Salikin, 1 /522. islamspirit.com)
 

Makna khusyu'
Syaikh as-Sa'di rahimahullah menjelaskan bahwa khusyu' adalah ketundukan hati dan ketenangannya, perasaan tentram karena Allah ta'ala. Hati yang diliputi dengan perasaan membutuhkan Allah karena ia menyadari akan kelemahan dan kebutuhannya yang sangat besar kepada Allah, yang disertai dengan keimanan kepada-Nya dan keyakinan akan berjumpa dengan-Nya ( Taisir al-Karim ar- Rahman, hal. 37)
 

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, "Khusyu' mengandung dua makna; pertama rendah hati dan penghinaan diri, dan yang kedua adalah ketenangan dan ketentraman. Hal itulah yang melahirkan kelembutan hati dan meniadakan kerasnya hati tersebut. Oleh karena itu kekhusyu'an hati mencakup ketundukan hati untuk beribadah kepada Allah dan juga ketenangannya..." (Kitab al-Iman hal 26. islamspirit.com)
Perintah untuk khusyu'
 

Allah ta'ala berfirman (yang artinya), "Belumkah tiba saatnya bagi orang-orang yang beriman untuk merasa takut hati mereka karena peringatan Allah dan kebenaran yang turun kepada mereka, dan hendaklah mereka tidak menjadi seperti orang- orang yang diberikan al-Kitab sebelum mereka, setelah berlalu waktu yang panjang lantas membuat hati mereka keras, dan banyak di antara mereka adalah orang-orang yang fasik." (QS. al- Hadid : 16)
 

Ketika menafsirkan ayat ini Qatadah rahimahulah meriwayatkan dari Syaddad bin Aus radhiyallahu'anhu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Sesungguhnya yang pertama kali diangkat dari manusia adalah khusyu'." (HR. Thabrani dalam Musnad as-Syamiyin, 2570 . Disebutkan oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya, 4 /323).
 

Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, "Allah ta'ala melarang kaum beriman menyerupai orang-orang yang diberi Kitab sebelum mereka yaitu kaum Yahudi dan Nasrani, ketika waktu yang lama berlalu kemudian mereka pun mengganti dan merobah ayat-ayat dalam Kitab Allah yang ada di hadapan mereka dan mereka menjualnya dengan harga yang sangat murah, mereka mencampakkannya di belakang punggung-punggung mereka, mereka menyibukkan diri dengan pendapat-pendapat yang menyimpang serta dan ucapan- ucapan yang dusta, mereka membebek para tokoh dalam menjalani agama Allah, mereka menjadikan para pendeta dan rahib-rahib mereka sebagai sesembahan selain Allah, maka ketika itulah hati mereka menjadi keras, sehingga mereka tidak bisa menerima nasehat dan hati mereka tidak menjadi lembut ketika mendengar janji dan peringatan yang disampaikan." (Tafsir al-Qur'an al- 'Azhim, 4 /323).
Jangan putus asa!
 

Allah ta'ala melanjutkan firman- Nya (yang artinya), "Ketahuilah sesungguhnya Allah lah yang menghidupkan bumi sesudah kematiannya, sungguh Kami telah menerangkan kepada kalian ayat-ayat Kami agar kalian mau memikirkannya." (QS. Al-Hadid : 17)
 

Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, "Di dalam ayat ini terkandung isyarat yang menunjukkan bahwa Allah akan melembutkan hati yang keras dan mati setelah kebekuannya dan akan menunjuki orang-orang yang kebingungan setelah kekalutan yang mereka alami dan memberikan jalan keluar bagi berbagai kesempitan sesudah kesempitan itu mencapai puncaknya." (Tafsir al-Qur'an al- 'Azhim, 4 /325)
 

Syaikh as-Sa'di rahimahullah mengatakan, "Dzat yang mampu menghidupkan kembali bumi yang telah mati dengan turunnya hujan maka Dia pun sanggup untuk menghidupkan hati yang telah mati dengan perantara al- Haq yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya. Ayat ini juga menunjukkan bahwa tidak ada akal pada diri orang yang tidak mau mengikuti petunjuk ayat- ayat Allah dan tidak mau tunduk kepadaaturan-aturan Allah." (Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 804)
Waspadalah!
 

Abud Darda' radhiyallahu 'anhu mengatakan, "Berlindungah kalian kepada Allah dari khusyu'nya orang munafiq!". Maka ada orang yang bertanya, "Apakah yang dimaksud dengan khusyu'nya orang munafiq?". Beliau menjawab, "Yaitu kamu melihat tubuh seseorang tampak khusyu' namun sebenarnya hatinya tidak khusyu'." (HR. Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannafnya no. 190 dan al-Baihaqi dalam Syu'ab al-Iman no 6713). Ya Allah, karuniakanlah kepada kami hati yang khusyu' karena-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha mendengar lagi Maha penyayang.

Saturday, February 16, 2013

MAGICAL OF AYAT KURSI

This is Ayat Al-Kursi and tremendous virtues have been associated with it, for the authentic Hadith describes it as `the greatest Ayah in the Book of Allah.' Imam Ahmad recorded that `Ubayy bin Ka`b said that the Prophet asked him about the greatest Ayah in the Book of Allah, and `Ubayy answered, "Allah and His Messenger know better.'' When the Prophet repeated his question several times, `Ubayy said, "Ayat Al-Kursi.'' The Prophet commented, 
«لِيَهْنِكَ الْعِلْمُ أَبَا الْمُنْذِرِ، وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، إِنَّ لَهَا لِسَانًا وَشَفَتَيْنِ، تُقَدِّسُ الْمَلِكَ عِنْدَ سَاقِ الْعَرْش»

(Congratulations for having knowledge, O Abu Al-Mundhir! By He in Whose Hand is my soul! This Ayah has a tongue and two lips with which she praises the King (Allah) next to the leg of the Throne.)

This Hadith was also collected by Muslim, but he did not include the part that starts with, "By He in Whose Hand...''

Imam Ahmad recorded that Abu Ayyub said that he had some dates and a Ghoul used to take some, and he complained to the Prophet.

The Prophet said to him, "When you see her, say, `In the Name of Allah, answer to the Messenger of Allah'.'' Abu Ayyub said that when she came again, he said these words and he was able to grab her. She begged, "I will not come again,'' so Abu Ayyub released her. 

Abu Ayyub went to the Prophet and the Prophet asked him, "What did your prisoner do'' Abu Ayyub said, "I grabbed her and she said twice, `I will not come again,' and I released her.'' The Prophet said, "She will come back.'' Abu Ayyub said, "So I grabbed her twice or three times, yet each time ﴿I would release her when﴾ she vowed not to come back. 

I would go to the Prophet who would ask me, `What is the news of your prisoner' I would say, `I grabbed her, then released her when she said that she would not return.' The Prophet would say that she would return. 

Once, I grabbed her and she said, `Release me and I will teach you something to recite so that no harm touches you, that is, Ayat Al-Kursi.' Abu Ayyub went to the Prophet and told him, and the Prophet said, "She is liar, but she told the truth.'' At-Tirmidhi recorded this Hadith in the chapter of the virtues of the Qur'an and said, "Hasan Gharib.'' In Arabic, `Ghoul' refers to the Jinn when they appear at night.

Al-Bukhari recorded a similar story in his Sahih from Abu Hurayrah, in the chapters on the virtues of the Qur'an and the description of Shaytan. In this narration, Abu Hurayrah said, "Allah's Messenger assigned me to keep watch over the Sadaqah (charity) of Ramadan. A person snuck in and started taking handfuls of foodstuff. 

I caught him and said, `By Allah, I will take you to Allah's Messenger.' He said, `Release me, for I am meek and have many dependents and am in great need.' I released him, and in the morning Allah's Messenger asked me, `What did your prisoner do yesterday, O Abu Hurayrah' I said, `O Allah's Messenger! He complained of being needy and of having many dependents, so I pitied him and let him go.' Allah's Messenger said, `Indeed, he told you a lie and will be coming again.' I believed that he would show up again, for Allah's Messenger had told me that he would return. So, I watched for him. When he (showed up and) started stealing handfuls of foodstuff, I caught hold of him again and said, `I will definitely take you to Allah's Messenger.' He said, `Leave me, for I am very needy and have many dependents. I promise I will not come back again.' I pitied him and let him go. 

In the morning Allah's Messenger asked me, `What did your prisoner do last night, O Abu Hurayrah!' I replied, `O Allah's Messenger! He complained of his great need and of too many dependents, so I took pity on him and set him free.' Allah's Messenger said, `Verily, he told you a lie; he will return.' I waited for him attentively for the third time, and when he (came and) started stealing handfuls of the foodstuff, I caught hold of him and said, `I will surely take you to Allah's Messenger as it is the third time you promised not to return, yet you returned.' He said, `Let me teach you some words which Allah will give you benefit from.' I asked, `What are they' He replied, `Whenever you go to bed, recite Ayat Al-Kursi- Allahu la ilaha illa Huwal-Hayyul-Qayyum, till you finish the whole verse. (If you do so), Allah will appoint a guard for you who will stay with you, and no Shaytan will come near you until morning.' So, I released him. 

In the morning, Allah's Messenger asked, `What did your prisoner do yesterday' I replied, `O Allah's Messenger! He claimed that he would teach me some words by which Allah will grant me some benefit, so I let him go.' Allah's Messenger asked, `What are they' I replied, `He said to me: Whenever you go to bed, recite Ayat Al-Kursi from the beginning to the end, Allahu la ilaha illa Huwal-Hayyul-Qayyum. He further said to me: (If you do so), Allah will appoint a guard for you who will stay with you, and no Shaytan will come near you until morning.' (One of the narrators) then commented that they (the Companions) were very keen to do good deeds. The Prophet said, `He spoke the truth, although he is a liar. Do you know whom you were talking to, these three nights, O Abu Hurayrah' Abu Hurayrah said, `No.' He said, `It was Shaytan.''' An-Nasa'i also recorded this Hadith in Al-Yawm wa Al-Laylah.

DUNIA DAN AKHIRAT ADA BERSAMAAN

Setelah memahami bahwa kehidupan Bumi pasti bakal berakhir, salah satu ‘kata kunci’ dalam memahami buku ‘Akhirat Tidak Kekal’ adalah definisi tentang ‘alam dunia’ dan ‘alam akhirat’. Ini perlu kita pahamkan terlebih dulu, agar persepsi kita tentang kedua alam ini bertemu dalam satu frame yang sama. Karena kalau tidak, diskusi kita selanjutnya tidak akan nyambung.

Dalam menjelaskan ketidak-kekalan akhirat ini saya sengaja tidak menjawab pertanyaan kawan-kawan secara langsung satu persatu dan sporadis. Karena, hal itu akan menjadikan diskusi tidak terarah dan berputar-putar tak ada ujung pangkalnya. Namun, jangan khawatir, pertanyaan yang Anda posting disini saya catat kok, dan kemudian saya rangkum dalam jawaban yang terstruktur dalam bentuk notes secara bersambung, supaya Anda enak membaca dan menyimpulkannya.

Ada yang bertanya: apakah dunia dan akhirat sudah ada secara bersamaan? Maka, jawaban saya adalah: IYA. Kedua alam ini sudah ada sekarang, secara bersama-sama, paralel dalam dimensi yang berbeda. Darimana sumber informasinya? Tentu saja dari dalam Al Qur’an, karena istilah alam dunia dan akhirat itu memang berasal dari Al Qur’an.

Kalau Anda baca ayat-ayat Al Qur’an, banyak sekali istilah ‘dunia’ dan ‘akhirat’ itu. Apakah yang dimaksud dengan ‘dunia’? Dalam kamus bahasa Arab kata dunia berasal dari akar kata ‘danaa’ yang diantaranya bermakna ‘mendekat’ atau ‘dekat dengan’. Bisa juga bermakna ‘rendah’ dalam kualitas. Maka, rangkuman makna dari ‘alam dunia’ adalah alam yang dekat dan rendah. Ini mengambarkan fisik sekaligus kualitas ‘dunia’ dalam pandangan Islam.

Sedangkan, akhirat berasal dari kata ‘akhara’ yang bermakna ‘mengakhirkan’ atau menunda, menangguhkan, melambatkan, menyisakan, dan semacamnya. Sehingga makna kata ‘alam akhirat’ adalah alam kehidupan yang terakhir. Disinilah ayat-ayat Al Qur’an dipahami secara kontroversial, bahwa alam akhirat ada yang memahaminya sebagai alam yang kekal tak punya akhir lagi, karena ia sudah yang ‘paling akhir’. Pada waktunya nanti akan saya tunjukkan, bahwa kehidupan akhirat memang kehidupan terakhir, tetapi ‘bukan fase terakhir’ drama penciptaan manusia.

Maka, tentang posisi dunia dan akhirat itu kita bisa merujuk kepada informasi-informasi di dalam Al Qur’an. Bahwa dunia adalah alam yang paling dekat dengan kehidupan kita, yang oleh ayat berikut ini disebut sebagai alam yang berisi bintang-bintang alias benda-benda langit. Dengan kata lain, selama alam itu adalah ruangan yang berisi benda-benda langit sebagaimana bisa kita observasi, itu adalah masih langit dunia.
QS. Al Mulk (67): 5
Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit dunia dengan bintang-bintang…

Selain bermakna kosmologis, alam dunia juga bermakna kehidupan di muka bumi dengan segala hiruk pikuknya, yang oleh ayat berikut ini disebut sebagai ‘kehidupan rendah’ dan ‘main-main’ belaka. Sedangkan kehidupan akhirat disebut sebagai kehidupan yang jauh lebih baik.
QS. Al An’aam (6): 32
Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kehidupan akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?

Dimanakah alam akhirat berada? Secara kosmologis, alam akhirat itu paralel dengan alam dunia. Apakah bukti bahwa ia sudah ada di alam paralel? Diceritakan oleh Al Qur’an sendiri, dalam kisah Mi’raj Nabi saat beliau berada di Sidratul Muntaha. Ketika berada di langit ketujuh itulah Rasulullah menyaksikan surga – yang tentu saja berada di alam akhirat. Alam semesta ini diciptakan oleh Allah sebanyak tujuh lapis sebagai satu paket. Alam terendahnya disebut sebagai alam dunia, dan alam tertingginya disebut alam akhirat.

Jadi, surga-neraka itu sekarang sudah ada di langit ketujuh. Di alam berdimensi paling tinggi dalam struktur langit yang ‘berlapis-lapis’. Dalam kosmologi modern, keberadaan alam berdimensi tinggi ini semakin mendapat perhatian. Diantaranya, dijelaskan oleh teori String yang telah saya jelaskan panjang lebar dalam buku serial ke-34: MENGARUNGI ‘ARSY ALLAH.

Alam dunia adalah ruangan alam berdimensi tiga, sedangkan akhirat adalah ruangan alam berdimensi sembilan (menurut teori String) atau berdimensi sepuluh (menurut M-Theory alias teori String yang sudah disempurnakan). Pada prinsipnya, indikasi adanya alam berdimensi tinggi semakin bisa dijelaskan oleh teori Kosmologi modern. Dan saya termasuk yang meyakini, kelak hal ini akan terungkap sebagai kenyataan saintifik.

Perkembangan teori String diperkirakan akan menggeser teori Einsteinian yang mempersepsi alam semesta hanya sebagai ruangan ‘alam dunia’ berdimensi tiga. Teori ini telah terpatahkan di kasus Black-hole, dimana teori gravitasi Einsteinian tidak mampu menjelaskan adanya gaya gravitasi dalam skala kuantum. Sebuah fenomena yang justru bisa dijelaskan dengan cukup baik oleh M-Theory. Dan, di gravitasi tingkat kuantum itulah justru terdapat kunci pemahaman atas adanya alam berdimensi tinggi. Diperkirakan alam semesta atau alam dunia ini memiliki lubang-lubang hitam yang menjadi pintu masuk ke alam berdimensi lebih tinggi.
QS. Al Hijr (15): 14-15
Dan seandainya Kami bukakan kepada mereka salah satu dari (pintu-pintu) langit, lalu mereka terus menerus naik ke atasnya, tentu mereka akan berkata: “Sesungguhnya pandangan kami menjadi kabur. Dan kami menjadi (seperti) orang-orang yang terkena sihir.”

Keadaan seperti itulah yang dialami oleh Rasulullah saat beliau berada di alam berdimensi tinggi – di Sidratul Muntaha. Beliau terpesona melihat keindahan surga yang tak pernah dilihatnya saat berada di alam berdimensi rendah alias alam dunia.
QS. An Najm (53): 14-18
Di Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal. Ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu (misteri) yang meliputinya. Penglihatan Muhammad tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya (terpesona melihat keindahan alam berdimensi tinggi itu).

Ringkas kata, saya cuma ingin mengatakan bahwa alam akhirat dan alam dunia ini sudah ada secara bersamaan sejak diciptakan sampai lenyapnya kelak. Kehidupan manusia terikat oleh badannya yang hidup di dimensi tiga, tetapi kesadarannya bisa mengakses alam yang berdimensi tinggi sampai ke Sidratul Muntaha, dimana surga dan neraka berada. Bahkan, jika batas-batas dimensi langit itu dibukakan oleh-Nya, tubuh fisik manusia pun bakal bisa memasuki alam-alam berdimensi tinggi itu. Dan kesadarannya menjadi nanar seperti orang yang terkena sihir, sebagaimana dijelaskan dalam ayat di atas.

Lantas, bagaimana kaitannya dengan cerita kiamat? Cerita kiamat yang saya tulis dalam note ke-2 itu hanya terjadi di planet Bumi. Karena itu, saya sebut sebagai kiamatnya Bumi, bukan kiamatnya alam semesta. Bumi hanyalah partikel kecil di ‘samudera alam semesta’ yang berisi bermiliar-miliar benda langit. Ada triliunan bintang dan matahari, yang membentuk miliaran galaksi, dan berisi planet-planet seukuran bumi dalam jumlah tak berhingga.

Maka, kalau planet Bumi yang kita huni ini diserbu oleh jutaan meteor dari Kabut Oort, kejadian itu hanya akan memporak porandakan kehidupan di planet Bumi saja. Atau maksimum tatasurya kita. Tidak akan mengganggu stabilitas alam semesta yang sedemikian luasnya. Ibaratnya, kerusakan itu hanya terjadi di sebutir debu yang bertaburan di sebuah padang pasir nan luas. Di sebutir debu bernama Bumi itulah 6,5 miliar manusia sedang mengalami kiamat atas peradabannya..!

Kita mengenal peristiwa ini sebagai ‘kiamat sughra’ alias kiamat kecil. Bukan kiamat besar atau kiamat Kubra berupa hancurnya alam semesta. Tentang kiamat besar ini akan saya ceritakan dalam note tersendiri. Kiamat Bumi alias kiamat kecil itulah yang bakal mengantarkan manusia menapaki fase-fase kehidupan selanjutnya memasuki alam barzakh di dimensi yang lebih tinggi. Dan kemudian menuju alam akhirat, di dimensi yang lebih tinggi lagi, sebelum ia lenyap ke dalam Zat Yang Tak Terikat Dimensi: Allah Sang Penguasa Jagat Semesta…
QS. Az Zukhruf (43): 85
Dan Maha Suci Tuhan Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; dan apa yang ada di antara keduanya; dan di sisi-Nyalah pengetahuan tentang hari kiamat dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.
Wallahu a’lam bishshawab…

PERMATA YANG DICARI

Hadirnya tanpa kusedari
Menggamit kasih cinta bersemi
Hadir cinta insan padaku ini
Anugerah kurniaan Ilahi

Lembut tutur bicaranya
Menarik hatiku untuk mendekatinya
Kesopanannya memikat di hati
Mendamaikan jiwaku yang resah ini

Ya Allah
Jika dia benar untukku
Dekatkanlah hatinya dengan hatiku
Jika dia bukan milikku
Damaikanlah hatiku
Dengan ketentuan-Mu

Dialah permata yang dicari
Selama ini baru kutemui
Tapi ku tak pasti rencana Ilahi
Apakah dia kan kumiliki
Tidak sekali dinodai nafsu
Akan kubatasi dengan syariat-Mu
Jika dirinya bukan untukku
Redha hatiku dengan ketentuan-Mu

Ya Allah
Engkaulah tempat kubergantung harapanku
Kuharap diriku sentiasa di bawah rahmat-Mu.